Hidup di jaman yang serba instant membuat kita melakukan segalanya dengan cepat pula, termasuk untuk makanan. Ada baiknya jika kita mengimbangi masukan makanan dengan konsumsi makanan yang menyehatkan, apalagi jika makanan itu bisa memperlambat proses penuaan, meningkatkan daya tahan tubuh, melawan efek polusi, mencegah kanker, dan mengurangi risiko penyakit jantung serta osteoporosis.
Ada 10 jenis makanan yang bisa membantu Anda mendapatkan efek-efek tersebut. Jenis makanan seperti apakah itu?
Beras Merah
Nasi adalah makanan pokok orang Indonesia, tapi kita biasanya mengonsumsi beras putih. Jika Anda ingin mendapatkan manfaat lebih dari nasi, cobalah mengonsumsi beras merah. Beras merah adalah sumber protein yang baik, sumber mineral seperti selenium yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dan sumber vitamin B yang dapat menyehatkan sel-sel saraf dan sistem pencernaan. Beras merah juga memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat mencegah konstipasi.
Jeruk
Jeruk adalah buah yang kaya akan vitamin C, beta karoten dan bioflavonoid yang bersifat antioksidan. Vitamin C penting untuk daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan bersama dengan flavonoid dapat meningkatkan absorpsi zat besi dalam tubuh.
Aprikot
Aprikot juga memiliki beta karoten dan vitamin C, yaitu antioksidan yang mampu menyapu bersih radikal bebas dalam tubuh. Aprikot segar adalah salah satu sumber beta karoten terbaik. Beta karoten adalah antioksidan yang berhubungan erat dengan rendahnya risiko katarak, stroke, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Aprikot juga kaya akan serat larut yang dapat menjaga kadar gula darah tetap normal dan membantu mengatasi konstipasi, juga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Brokoli
Brokoli, seperti halnya sayuran berwarna hijau tua lainnya, kaya akan kalsium dan juga memiliki sifat anti kanker karena kandungan beta karoten, vitamin C dan serat. Studi di Amerika mengungkapkan bahwa mereka yang rutin mengonsumsi brokoli tiap hari memiliki risiko kanker paru-paru lebih rendah.
Salmon
Sebuah riset mengindikasikan bahwa konsumsi 150 gram tiap hari ikan yang memiliki kadar minyak tinggi, seperti salmon, dapat membantu mengatasi gejala-gejala psoriasis, yaitu salah satu gangguan kulit kronis. Ikan salmon juga memiliki kandungan EPA (eicosapentanoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Kedua zat tersebut dapat mengurangi risiko penggumpalan darah dan mencegah penumpukan lemak di dinding pembuluh darah.
Kacang Ginjal
Kacang ginjal atau kidney bean adalah sumber protein yang rendah lemak dan juga mengandung serat khusus yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa jika kacang ginjal ditambahkan pada pola makan orang-orang dengan kadar lemak dan kolesterol yang tinggi dalam darah, ternyata kadar kolesterol dan lemaknya menurun. Sifat penurun kolesterol dan lemak dari kacang ini kemungkinan berasal dari kandungan protein dan seratnya.
Oat
Sumber karbohidrat yang rendah lemak ini menghasilkan energi yang dilepaskan secara perlahan, juga mengandung.serat larut yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Penambahan oat ke menu makanan sebanyak 30-40 gram/hari, digabung dengan menu diet rendah lemak, dapat mengurangi kadar kolesterol sampai 9%.
Walnut
Suatu penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi walnut setidaknya empat kali seminggu memiliki risiko serangan jantung lebih rendah 50% dibanding mereka yang tidak makan walnut. Para ahli menemukan bahwa mereka yang menambahkan walnut dalam diet rendah kolesterol ternyata mampu mengurangi kadar LDL 15% lebih rendah daripada diet tanpa walnut.
Minyak Zaitun
Kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal, minyak zaitun dapat mengurangi risiko penyakit jantung, dan juga sumber vitamin E yang baik untuk melawan penuaan. Mengurangi konsumsi lemak padat dan menggantinya dengan minyak zaitun dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah hingga 10%. Dan pada setiap 1% pengurangan kolesterol, risiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang sebanyak 2%.
Apel
Apel mengandung vitamin C yang bersifat meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan radikal-radikal bebas. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi apel secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol darah, terutama LDL (kolesterol jahat).
Sumber : Nature & Health Magazine, 2003
Ada 10 jenis makanan yang bisa membantu Anda mendapatkan efek-efek tersebut. Jenis makanan seperti apakah itu?
Beras Merah
Nasi adalah makanan pokok orang Indonesia, tapi kita biasanya mengonsumsi beras putih. Jika Anda ingin mendapatkan manfaat lebih dari nasi, cobalah mengonsumsi beras merah. Beras merah adalah sumber protein yang baik, sumber mineral seperti selenium yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dan sumber vitamin B yang dapat menyehatkan sel-sel saraf dan sistem pencernaan. Beras merah juga memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat mencegah konstipasi.
Jeruk
Jeruk adalah buah yang kaya akan vitamin C, beta karoten dan bioflavonoid yang bersifat antioksidan. Vitamin C penting untuk daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan bersama dengan flavonoid dapat meningkatkan absorpsi zat besi dalam tubuh.
Aprikot
Aprikot juga memiliki beta karoten dan vitamin C, yaitu antioksidan yang mampu menyapu bersih radikal bebas dalam tubuh. Aprikot segar adalah salah satu sumber beta karoten terbaik. Beta karoten adalah antioksidan yang berhubungan erat dengan rendahnya risiko katarak, stroke, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Aprikot juga kaya akan serat larut yang dapat menjaga kadar gula darah tetap normal dan membantu mengatasi konstipasi, juga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Brokoli
Brokoli, seperti halnya sayuran berwarna hijau tua lainnya, kaya akan kalsium dan juga memiliki sifat anti kanker karena kandungan beta karoten, vitamin C dan serat. Studi di Amerika mengungkapkan bahwa mereka yang rutin mengonsumsi brokoli tiap hari memiliki risiko kanker paru-paru lebih rendah.
Salmon
Sebuah riset mengindikasikan bahwa konsumsi 150 gram tiap hari ikan yang memiliki kadar minyak tinggi, seperti salmon, dapat membantu mengatasi gejala-gejala psoriasis, yaitu salah satu gangguan kulit kronis. Ikan salmon juga memiliki kandungan EPA (eicosapentanoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Kedua zat tersebut dapat mengurangi risiko penggumpalan darah dan mencegah penumpukan lemak di dinding pembuluh darah.
Kacang Ginjal
Kacang ginjal atau kidney bean adalah sumber protein yang rendah lemak dan juga mengandung serat khusus yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa jika kacang ginjal ditambahkan pada pola makan orang-orang dengan kadar lemak dan kolesterol yang tinggi dalam darah, ternyata kadar kolesterol dan lemaknya menurun. Sifat penurun kolesterol dan lemak dari kacang ini kemungkinan berasal dari kandungan protein dan seratnya.
Oat
Sumber karbohidrat yang rendah lemak ini menghasilkan energi yang dilepaskan secara perlahan, juga mengandung.serat larut yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Penambahan oat ke menu makanan sebanyak 30-40 gram/hari, digabung dengan menu diet rendah lemak, dapat mengurangi kadar kolesterol sampai 9%.
Walnut
Suatu penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi walnut setidaknya empat kali seminggu memiliki risiko serangan jantung lebih rendah 50% dibanding mereka yang tidak makan walnut. Para ahli menemukan bahwa mereka yang menambahkan walnut dalam diet rendah kolesterol ternyata mampu mengurangi kadar LDL 15% lebih rendah daripada diet tanpa walnut.
Minyak Zaitun
Kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal, minyak zaitun dapat mengurangi risiko penyakit jantung, dan juga sumber vitamin E yang baik untuk melawan penuaan. Mengurangi konsumsi lemak padat dan menggantinya dengan minyak zaitun dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah hingga 10%. Dan pada setiap 1% pengurangan kolesterol, risiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang sebanyak 2%.
Apel
Apel mengandung vitamin C yang bersifat meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan radikal-radikal bebas. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi apel secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol darah, terutama LDL (kolesterol jahat).
Sumber : Nature & Health Magazine, 2003