Penelitian yang dilakukan terhadap 3.183 penduduk dengan usia rata-rata 70 tahun, dengan berbagai etnis. Dalam lima tahun, terjadi 142 orang yang menderita stroke.
Partisipan itu dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan kadar lemak dalam makanan sehari-hari. Jumlah lemak ini dibandingkan dengan kadar lemak yang direkomendasikan oleh American Heart Association, yaitu 65 gram lemak per hari, berdasarkan diet 2.000 kalori. Ini berarti 30% kalori berasal dari lemak.
Semua faktor risiko stroke telah diperhitungkan seperti usia, jenis kelamin, suku, pendidikan, penyakit Diabetes, Hipertensi, penyakit jantung, merokok, konsumsi alkohol, berat badan dan aktifitas yang dilakukan. Hasilnya menunjukkan, mereka yang mengkonsumsi lemak terbanyak setiap harinya (115 gram per hari) berisiko untuk menderita stroke 64% lebih besar dibanding dengan yang mengkonsumsi lemak paling sedikit (24 gram per hari). Lemak yang berisiko untuk mengakibatkan stroke, terutama jenis lemak jenuh.
Penelitian ini juga melihat pengaruh dari konsumsi tinggi garam terhadap risiko stroke. Konsumsi garam yang melebihi dari 4 gram per hari akan meningkatkan risiko stroke dibanding dengan konsumsi garam 2,4 gram per hari.
Selain pengaruh garam dalam meningkatkan tekanan darah, garam juga meningkatkan kekakuan dari dinding pembuluh darah arteri. Ini yang kemungkinan menyebabkan risiko stroke menjadi meningkat.
1 comments:
Penjelasan tentang stroke dalam artikel sangat imformatif. Untuk menambahkan, sebagaimana saya ketahui dari Buku "Hindari Ketergantungan Obat" bahwa stroke juga disebabkan tekanan darah tinggi , pengerasan pembuluh darah pada arteri kepala/otak/leher dan menutup aliran darah ke sel-sel otak, gumpalan darah pada nadi
yang mengeras dan menyebabkan pembekuan otak dan masuknya thrombus pada arteri kecil di
otak atau leher.
Namun penyembuhannya dengan menormalisasi proses reaksi yang terjadi dalam tubuh secara
maksimal. Untuk lebih jauh, silakan kunjungi www.sembuhalami.com
Post a Comment