Polusi dalam makanan terjadi karena adanya zat-zat berbahaya di dalam makanan. Pada daging hewan, zat berbahaya yang ada di dalamnya adalah antibiotik dan hormonal. Kedua zat ini biasanya disuntikkan pada ayam agar lebih cepat dipotong atau bertelur.
Pada tumbuhan atau sayuran juga sama, yaitu pemberian insektisida dan pestisida oleh para petani. Biasanya residu zat-zat kimia tersebut akan mengendap pada sayuran. Jika sayurannya kita makan setiap hari, maka residunya akan mengendap dalam tubuh manusia. Zat berbahaya lainnya adalah zat pengawet yang biasanya terdapat pada makanan, seperti ikan asin, tahu, bakso, dan sebagainya. Belum lagi adanya formalin pada sejumlah makanan tertentu.
Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam makanan jika masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan pertumbuhan radikal bebas meningkat. Radikal bebas akan merusak protein, enzim, dan bahan-bahan genetik yang merupakan inti tempat DNA dibentuk. Mutasi dalam inti sel ini bisa menyebabkan terjadinya kanker.
Menurut laporan dunia, lebih dari 90% manusia modern meninggal karena penyakit dan lebih dari 90% terjadinya sel abnormal (sel kanker) disebabkan oleh lingkungan yang tercemar melalui makanan dan minuman. Di Amerika, satu dari tiga orang terkena kanker dan setiap satu dari lima orang mati terkena kanker.
Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan kembali ke makanan alami tanpa bahan kimia dan pengawet. Namun, hal ini masih cukup sulit untuk dilakukan. Yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi raw food atau makanan mentah, seperti sayuran dan buah-buah yang tidak dimasak namun kebersihannya tetap terjaga. Makanan jenis ini akan memberi nutrisi bagi tubuh karena kaya enzim, klorofil, vitamin, mineral, dan fitronutrien yang berfungsi sebagai antioksidan alami.
Melalui sistem antioksidan, baik enzim maupun nonenzim, tubuh kita mampu melindungi diri dan melawan radikal bebas. Enzim antioksidan meliputi superoxide dismutase (SOD), caralase, dan glutathione peroxidase yang akan mengubah radikal bebas menjadi oksigen dan air yang kemudian akan dikeluarkan dari tubuh.
0 comments:
Post a Comment