Berdasarkan hasil sebuah penelitian meta analisis, diketahui bahwa suplemen asam folat bisa menurunkan risiko stroke sebesar 18% - 25%. Namun, manfaatnya untuk kondisi kardiovaskular lainnya belum diketahui secara jelas.
Pengurangan risiko stroke tersebut muncul dari sebuah meta analisis delapan trial acak yang mengamati suplementasi asam folat, dengan atau tanpa vitamin B lainnya. Penelitian itu dilakukan oleh para ilmuwan dari Northwestern University, dan hasilnya dilaporkan dalam jurnal The Lancet edisi 2 Juni 2007.
Dalam analisis bertingkat trial yang memasukkan 16.841 pria dan wanita, peneliti membagi kelompok tersebut menjadi :
* Sub kelompok yang menerima suplemen asam folat lebih dari 3 tahun
* Sub kelompok yang mempunyai kadar homosistein menurun sebesar 20% atau lebih
* Sub kelompok yang hidup di wilayah tanpa fortifikasi asam folat
Studi tersebut menetapkan bahwa pasien dengan berbagai penyakit sering mengalami kekurangan asam folat, vitamin B lainnya (seperti vitamin B6 dan vitamin B12), serta asam lemak omega-3 (khususnya DHA).
Ke-delapan trial itu memasukkan pasien dengan kondisi awal, yaitu satu trial dengan sejarah stroke dan tujuh lainnya dengan penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal tahap akhir atau displasia esofagus. Penurunan risiko stroke secara keseluruhan adalah sebanyak 18%. Selain itu, risiko stroke 25% lebih rendah pada 7 trial yang tidak ada sejarah stroke.
Walaupun telah terbukti bahwa suplemen asam folat dapat menurunkan risiko stroke, debat terus berlanjut apakah asam folat dapat memperbaiki hasil dari penilaian akhir kardiovaskular. Beberapa studi menemukan hasil yang bertolak belakang, sedangkan studi epidemiologi mendukung usulan bahwa faktor risiko dan kekuatan hubungan berbeda antara stroke dan penyakit kardiovaskular. Para peneliti berspekulasi, walaupun alasan perbedaan tidak dipahami seluruhnya, mereka mengacu pada fakta bahwa stroke lebih berkaitan dengan patologi pada pembuluh darah kecil, sedangkan penyakit kardiovaskular cenderung melibatkan pembuluh darah besar.
Trial klinis selanjutnya diharapkan bisa dilakukan di daerah tanpa fortifikasi dan diantara individu tanpa sejarah stroke untuk menguji efektivitas dan hubungan sebab akibat antara suplementasi asam folat pada stroke.
Sumber : Jurnal The Lancet (Juni 2007)
Pengurangan risiko stroke tersebut muncul dari sebuah meta analisis delapan trial acak yang mengamati suplementasi asam folat, dengan atau tanpa vitamin B lainnya. Penelitian itu dilakukan oleh para ilmuwan dari Northwestern University, dan hasilnya dilaporkan dalam jurnal The Lancet edisi 2 Juni 2007.
Dalam analisis bertingkat trial yang memasukkan 16.841 pria dan wanita, peneliti membagi kelompok tersebut menjadi :
* Sub kelompok yang menerima suplemen asam folat lebih dari 3 tahun
* Sub kelompok yang mempunyai kadar homosistein menurun sebesar 20% atau lebih
* Sub kelompok yang hidup di wilayah tanpa fortifikasi asam folat
Studi tersebut menetapkan bahwa pasien dengan berbagai penyakit sering mengalami kekurangan asam folat, vitamin B lainnya (seperti vitamin B6 dan vitamin B12), serta asam lemak omega-3 (khususnya DHA).
Ke-delapan trial itu memasukkan pasien dengan kondisi awal, yaitu satu trial dengan sejarah stroke dan tujuh lainnya dengan penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal tahap akhir atau displasia esofagus. Penurunan risiko stroke secara keseluruhan adalah sebanyak 18%. Selain itu, risiko stroke 25% lebih rendah pada 7 trial yang tidak ada sejarah stroke.
Walaupun telah terbukti bahwa suplemen asam folat dapat menurunkan risiko stroke, debat terus berlanjut apakah asam folat dapat memperbaiki hasil dari penilaian akhir kardiovaskular. Beberapa studi menemukan hasil yang bertolak belakang, sedangkan studi epidemiologi mendukung usulan bahwa faktor risiko dan kekuatan hubungan berbeda antara stroke dan penyakit kardiovaskular. Para peneliti berspekulasi, walaupun alasan perbedaan tidak dipahami seluruhnya, mereka mengacu pada fakta bahwa stroke lebih berkaitan dengan patologi pada pembuluh darah kecil, sedangkan penyakit kardiovaskular cenderung melibatkan pembuluh darah besar.
Trial klinis selanjutnya diharapkan bisa dilakukan di daerah tanpa fortifikasi dan diantara individu tanpa sejarah stroke untuk menguji efektivitas dan hubungan sebab akibat antara suplementasi asam folat pada stroke.
Sumber : Jurnal The Lancet (Juni 2007)