Kondisi yang kurang memperhatikan pola makan, kebersihan, dan istirahat dapat membuat daya tahan tubuh menurun. Tidak sedikit diantaranya yang pencernaannya terganggu dan terkena diare. Dikatakan diare, karena seseorang buang air besar lebih banyak berupa cairan. Biasanya disertai rasa mulas dan kadang muntah. Selain itu, diare juga dilihat dari tiga aspek :
Frekuensi
Seseorang dikatakan terkena diare jika buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari.
Konsistensi
Bila bentuk kotoran BAB (Buang Air Besar) berubah menjadi hancur atau cair.
Sensasi
Seseorang memiliki keinginan bolak-balik BAB, mulas, walaupun tidak keluar.
Diare juga terjadi akibat gangguan pada proses penyerapan air dan garam oleh dinding usus karena adanya infeksi, atau terkontaminasi virus atau bakteri, yang dapat mengakibatkan terjadinya peradangan di selaput lendir.
Perut memiliki banyak cairan yang berasal dari minuman, asam, dan cairan lambung, enzim dari pankreas, dan air liur (totalnya sekitar 9 liter cairan setiap harinya). Jika seseorang BAB, cairan yang terbuang adalah sekitar 100 hingga 200 cc.
Usus berperan besar menyerap ulang cairan yang terdapat dalam makanan sisa feses, sehingga tinja berbentuk setengah padat. Jika cairan yang dikuarkan tinja lebih dari 200 cc, maka seseorang tersebut sudah dapat dikatakan terkena diare. Dan jika usus besar terganggu karena infeksi atau terpapar makanan yang tidak biasa, pola kerjanya juga akan berubah. Perubahan inilah yang dapat merangsang terjadinya diare.
Berdasarkan penyebabnya, diare dibedakan menjadi dua kategori :
Diare akut
Disebabkan oleh bakteri (E. Coli, salmovella, shigella). Diare yang disebabkan oleh bakteri ini umumnya disertai gejala panas, dan feses yang disertai lendir dan darah. Hal itu terjadi karena kuman masuk melalui usus, karena tangan yang tidak dicuci bersih, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Diare akut juga dapat disebabkan karena alergi makanan atau gangguan penyerapan oleh usus. Pemicunya terjadi karena banyak dan tidak teraturnya makanan yang dikonsumsi, sehingga menimbulkan gangguan absorbi di usus.
Diare kronis
Merupakan diare yang terjadi berulang-ulang, berkelanjutan, dan bahkan terjadi menahun. Umumnya disebabkan oleh organisme atau bakteri yang mampu bertahan dalam tubuh, salah satunya adalah salmonella.
Makanan sangat bermanfaat untuk kebugaran tubuh, namun jika dikonsumsi dalam kapasitas yang berlebih, maka akan berubah menjadi musuh. Contohnya saja jika dalam jumlah normal, serat dapat memperlancar BAB. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat merangsang terjadinya diare. Perlu diketahui juga, bahwa sensitifitas seseorang terhadap berbagai jenis makanan berbeda-beda. Makanan berlemak atau bersantan dalam jumlah banyak, perlu lebih banyak pengosongan dari usus. Kondisi ini dapat dimanfaatkan bakteri untuk berkembang biak.
Source:info-sehat.com