Download

7 Makanan Lezat Rendah Kalori Untuk Menurunkan Berat Badan

Beberapa Makanan Sehat Lezat tetapi rendah kalori yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan berat badan anda..

Kenapa Sarapan Penting Untuk Menurunkan Berat Badan?

Penjelasan singkat tentang arti penting sarapan dalam proses menurunkan berat badan...

5 Tips Agar Tetap Termotivasi dalam Menurunkan Berat Badan

5 Tips sederhana agar kita tetap termotivasi dalam proses menurunkan berat badan...

12 Langkah Awal Menurunkan Berat Badan Anda

12 Panduan sederhana sebagai langkah awal menurunkan berat badan

6.5 Kesalahan Paling Fatal Dalam ber-Diet

Beberapa Kesalahan Fatal yang sering dilakukan oleh orang-orang yang menjalankan program diet...

November 19, 2011

Hubungan Hipertensi dan Stroke


Hipertensi dan StrokeStroke merupakan penyebab kematian terbanyak yang ketiga dan penyebab kecacatan pada orang dewasa di Amerika Serikat. Insidensi dan prevalensi stroke yang tinggi memiliki dampak yang besar pada masyarakat. Pasien yang terkena stroke memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami serangan stroke ulang. Serangan stroke ulang berkisar antara 30%-43% dalam waktu 5 tahun. Setelah serangan otak sepintas, 20% pasien mengalami stroke dalam waktu 90 hari, dan 50% diantaranya mengalami serangan stroke ulang dalam waktu 24-72 jam.

Hipertensi merupakan masalah yang umum dijumpai pada pasien stroke, dan menetap setelah serangan stroke. Penelitian Lamassa, dkk pada 4462 pasien stroke memperlihatkan bahwa hipertensi dijumpai pada 48,6% kasus. Penelitian kami di RS Bethesda pada 117 kasus stroke dapat dilihat pada tabel berikut ini

Profil faktor risiko stroke (117 kasus)
Komorbiditas faktor risiko
Persentase
Hipertensi
70,8%
Hipertensi dan diabetes melitus
12,4%
Hipertensi dan penyakit jantung
8,4%
Hipertensi dan dislipidemia
9,4%

Sampel sebanyak 117 pasien yang terdiri dari 58,5% laki-laki dan 41,5% perempuan. Jenis patologi stroke pada 78 kasus (66,7%) adalah stroke non hemoragik dan 39 kasus (33,3%) stroke hemoragik. Rata-rata usia penderita adalah 60,8312,59 tahun.


Sisi parese kiri pada 45,2% kasus dan parese kanan pada 54,8% kasus. Diabetes melitus dijumpai pada 28% kasus, dislipidemia pada 36,8% kasus, dan penyakit jantung 14,6%. Diantara kasus stroke dengan hipertensi, tekanan darah sistolik rata-rata saat masuk RS adalah 168,218,4 mmHg dengan rerata tekanan darah diastolik adalah 102,412,8 mmHg.

Data hasil penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa hipertensi dijumpai pada 50%-70% pasien stroke, angka fatalitas berkisar antara 20%-30% di banyak negara. Kematian akan jauh meningkat (peningkatan sebesar 47%) pada serangan stroke ulang (WHO fact sheet, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada fase stroke akut adalah tinggi (71%). Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama dan dapat dimodifikasi. Penelitian telah membuktikan bahwa pengendalian tekanan darah akan menurunkan dengan signifikan kejadian stroke. Pengendalian tekanan darah harus dilakukan untuk pencegahan stroke sekunder. Tekanan darah target adalah dibawah 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik, dan dibawah 85 mmHg untuk tekanan darah diastolik (Rekomendasi A)(7). Kombinasi penghambat ACE dan diuretika tipe thiazid direkomendasikan untuk prevensi stroke sekunder.

Meta analisis terhadap uji klinik menyimpulkan bahwa terapi penghambat saluran beta dan diuretik cukup efektif dalam menurunkan risiko stroke. Terapi anti hipertensi yang adekuat dihubungkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 35%-44%.

Beberapa penelitian mengamati perubahan tekanan darah pada fase akut stroke. Penelitian Toyoda, dkk memperlihatkan bahwa pada 6 hari pertama fase akut stroke tekanan darah akan mengalami perubahan yang bervariasi berdasar pada sub tipe stroke. Pada beberapa uji klinik, pemberian obat anti hipertensi dihubungkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 35-40%. Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 12 mmHg selamam 10 tahun akan mencegah 1 kematian dari 11 pasien yang mendapat terapi oat anti hipertensi. Kombinasi penghambat ACE dan diuretika tipe thiazid direkomendasikan untuk prevensi stroke sekunder.

Pernahkah anda mengukur tekanan darah anda ? Pernahkah anda memeriksakan diri untuk faktor risiko stroke yang lain? Bila belum, mungkin sekarang saatnya. Lebih baik mencegah daripada mengobati.

source:strokebethesda.com

peluang usaha

November 18, 2011

Mengenal Lebih Jauh Tentang Stroke



Stroke DiagramStrok (stroke = dalam bahasa inggris) merupakan suatu keadaan dimana secara tiba-tiba pasokan darah ke suatu bagian otak terganggu. Dalam jaringan otak, berkurangnya aliran darah bisa menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang bisa merusak bahkan mematikan sel-sel saraf di otak. Dengan kematian yang terjadi di dalam jaringan otak akan dapat menghilangkan atau merusakkan fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut. Selain menyebabkan kematian, serangan stroke apabila bisa diselamatkan terkadang penderita menderita kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya kemampuan bicara atau hilangnya sebagian daya ingat.
Dahulu serangan penyakit stroke ini hanya menyerang para usia lanjut. Akan tetapi dewasa ini ada kecenderungan bahwa serangan stroke mengancam usia muda di bawah 45 tahun atau usia produktif. Serangan stroke bisa menyerang siapa saja tanpa memandang umur, jabatan ataupun tingkatan sosial ekonomi.
Di Amerika dan Eropa serangan stroke ini merupakan penyebab kematian nomer 3. Sedangkan di Indonesi, stroke merupakan penyakit nomor 3 yang mengakibatkan kematian setelah jantung dan kanker. Bahkan menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh nomor 1 di Rumah Sakit Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Tidak dapat di pungkiri bahwa meningkatnya penderita stroke di dunia maupun di Indonesia identik dengan perubahan gaya hidup, pola makan kaya lemak dan kolesterol serta kurangkan aktifitas fisik (olah raga) menjadi penyebab stroke.
Jenis-Jenis Stroke
1. Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik aliran darah ke otak terhenti diakibatkan oleh aterosklerosis atau penumpukankolesterol pada dinding pembulu darah atau terjadi bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Sebagian besar penderita stroke atau 83% mengalami jenis stroke iskemik.
2. Stroke Hemorragik
Pada stroke hemorragik terjadi pecah pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. 70% penderita stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Resiko terserang stroke akan meningkat apabila mempunyai faktor-faktor sebagai berikut:
  1. Diabetes mellitus atau kencing manis
  2. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  3. Kegemukan
  4. Merokok
  5. Alkohol
  6. Tingginya kadar kolesterol
  7. Riwayat keluarga
Tentunya mencegah akan lebih baik daripada mengobati. Gaya hidup sehat, pola makan sehat dan diimbangi dengan aktifitas olah raga serta menjaga berat tubuh ideal merupakan jalan untuk pencegahan penyakit ini.

November 17, 2011

Mitos dan Fakta Tentang Stroke



 Stroke adalah penyebab kececatan dan kematian yang utama.Stroke adalah gangguan fungsi saraf (kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran) yang terjadi mendadak akibat gangguan peredaran darah otak.Data dari Organisasi stroke dunia (World Stroke Organization) meyatakan bahwa kejadian stroke meningkat tajam di negara-negara berkembang.Penelitian menunjukkan pula bahwa angka kematian dan kecacatan juga lebih tinggi di negara berkembang. Tingginya angka kejadian stroke baru dan kecacatannya di negara berkembang (seperti Indonesia) tidak dapat dilepaskan dari berkembangnya mitos yang salah di masayrakat tentang stroke.Berikut ini adalah mitos yang sering dijumpai pada masyarakat:
  1. 1.       Stroke hanya terjadi pada usia lanjut
    Faktanya: stroke dapat menyerang semua usia. Kejadian stroke paling sering adalah pada usia diatas 50 tahun, namun stroke dapat menyerang semua usia. Kejadian stroke pada anak pada umumnya disebabkan oleh kelainan komponen darah dan pembuluh darah yang dibawa sejak lahir, dan bukan terkait gaya hidup (kadar kolesterol darah tinggi, kegemukan, dan merokok) seperti pada populasi dewasa. 
    2.       Stroke lebih sering pada laki-laki
    Faktanya: stroke menyerang perempuan dan laki-laki dengan proporsi yang sama. Sebuah penelitian epidemiologi skala besar oleh Seshadri (2007) bahkan mengungkapkan bahwa stroke lebih sering terjadi pada perempuan. Kejadian stroke adalah 1 pada setiap 5 orang perempuan, dan 1 pada setiap orang laki-laki. Angka kejadian stroke meningkat lebih dari 2 kali lipat pada perempuan yang memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg. Kejadian stroke pada perempuan meningkat tajam pada usia pasca menopause. Hal ini terkait dengan hilangnya efek proteksi pembuluh darah oleh hormon estrogen.
    3.       Stroke hanya dapat terjadi pada pencderita hipertensi
    Faktanya : faktor risiko stroke bersifat multifaktorial. Faktor risiko stroke yang idak dapat diubah adalah usia tua, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga stroke. Ada pula faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan yaitu: hipertensi, diabetes, merokok, dan kadar kolesterol darah yang tinggi. Seseorang dapat saja memiliki tekanan darah yang normal, namun memiliki faktor risiko stroke yang lain (diabetes, merokok, dan riwayat keluarga stroke). Pada kasus demikian  stroke tetap dapat terjadi. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama, namun bukan merupakan satu-satunya faktor risiko stroke.
    4.       Stroke tidak dapat dicegah
    Faktanya : stroke dapat dicegah. Pencegahan stroke dimulai dengan mengetahui faktor risiko stroke.  Pengendalian faktor risiko stroke yang utama adalah menurunkan tekanan darah, berhenti merokok, menormalkan kadar kolesterol darah, dan menurunkan berat badan berlebih. Perubahan pola hidup dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, menghindari rokok, berolahraga, dan mengurangi stree sangat dianjurkan.Pada kasus-kasus tertentu diperlukan pula intevensi obat-obatan untuk mencapai tekanan darah dan kolesterol darah yang normal.
    5.       Stroke tidak dapat diobati
    Faktanya : stroke dapat diobati. Pengobatan stroke yang optimal adalah berpacu dengan waktu.Semakin cepat mendapat pertolongan yang memadai, maka semakin besar kemungkinan terhindar dari kematian dan kecacatan akibat stroke.Permasalahan yang muncul adalah kurang dikenalinya gejala stroke. Batas waktu penanganan stroke yang optimal adalah 3-4,5 jam pasca serangan. Stroke harus dicurigai pada kasus gangguan fungsi saraf (kelumpuhan, kesulitasn bicaa, wajah perot, dan penurunan kesadaran) yang terjadi mendadak.Pengobatan stroke yang optimal disesuaikan dengan jenis patologi stroke (stroke sumbatan atau stroke perdarahan), maka pasien stroke seyogyanya ditangani di RS dengan fasilitas pencitraan (imaging) yang memadai (minimal CT Scan kepala). RS yang memadai tersebut harus memberikan pelayanan stroke 24  jam sehari dan 7 hari seminggu. Pasien stroke seharusnya dirawat di sebuah unit stroke yang multi disiplin dengan tenaga kesehatan yang terlatih Penelitian menunjukkan bahwa pasien stroke yang dirawat di unit stroke memiliki angka kematian dan angka kecacatan yang lebih sedikit.
    6.       Stroke adalah akhir dari segalanya
    Faktanya : stroke bukanlah akhir dari segalanya. Angka kematian akibat stroke bervariasi antara 20%-30%. Hal ini berarti bahwa akan ada 70% orang yang selamat dari serangan stroke. Orang yang selamat dari serangan stroke ini dikenal sebagai “thestroke survivors”. Para stroke survivorsini memiliki derajat kecacatan yang bervariasi, mulai ringan sampai dengan berat. Penanganan terhadap kecacatan tersebut memerlukan tindakan rehabilitasi yang baik. Penelitian memperlihatkan adanya konsep neuroplastisitas yang memungkinkan perbaikan fungsi saraf sampai dengan 6 bulan pasca serangan stroke. Waktu 6 bulan inilah yang harus dikejar untuk mencapai pemulihan yang optimal. Para stroke survivorsini juga harus terus menerus memperbaiki pola hidup dan mengkonsumsi obat secara teratur untuk mencegah serangan stroke ulang.
    Setiap tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke sedunia.Hari stroke sedunia adalah sebuah hari dengan pesan setiap hari “stroke dapat dicegah, stroke dapat diobati”.Tema hari stroke sedunia tahun 2011 adalah “1 diantara 6, bertindak sekarang”. Angka 1 diantara 6 dimaksudkan sebagai peringatan bahwa 1 diantara 6 orang di seluruh dunia akan terkena stroke selama hidupnya, namun stroke dapat dicegah dan diobati. Pemahaman yang baik akan stroke dan faktor risikonya akan menuntun kita kepada tindakan penatalaksanaan dan pencegahan yang efektif.

    source:strokebethesda.com


November 16, 2011

Cara Deteksi Stroke dan Upaya Mencegahnya


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Salah satu konsep utama penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan muncul. Masalah yang muncul adalah tidak dikenalinya gejala stroke. Cukup ingat gejala stroke dari kata 'WASPADA' dan hindari dengan 'CEGAH' berikut ini. 

Gejala stroke muncul akibat gangguan peredaran darah otak pada bagian otak tertentu. Gejala yang muncul sangat tergantung pada bagian otak yang terkena. Sebanyak 1 diantara 6 orang di seluruh dunia akan terkena stroke dalam hidupnya yang merupakan tema hari stroke sedunia tahun 2011. 

Hal ini untuk menggambarkan besarnya permasalahan stroke di seluruh dunia. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 di Rumah Sakit dari data Departemen Kesehatan RI, dan merupakan penyebab kecacatan utama pula.

Kenali gejala stroke dan bawa segera pasien stroke untuk mendapat pertolongan yang terbaik.

W= Wajah perot
Kelumpuhan saraf wajah merupakan salah satu gejala stroke yang paling sering dilaporkan. Kelumpuhan saraf wajah terjadi akibat gangguan pada saraf kranial nomor 7. Mintalah seseorang yang dicurigai stroke untuk tersenyum, wajah yang asimetri (tidak simetris) mendadak merupakan salah satu pertanda stroke. 

A= Anggota gerak lemah
Kelumpuhan anggota gerak mendadak merupakan salah satu gejala stroke. Mintalah seseorang yang dicurigai stroke untuk mengangkat kedua lengannya bersamaan. Bila ada ketinggalan gerak yang sifatnya mendadak, maka hal tersebut adalah gejala stroke. 

S= Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh
Gangguan rasa dalam bentuk baal atau kesemutan separuh badan atau salah satu anggota badan yang terjadi mendadak harus dicurigai sebagai gejala stroke. Gangguan rasa bisa dalam bentuk hilang atau kurangnya sensasi sentuh atau rasa kesemutan atau sensasi kesetrum di separuh anggota badan. 

P= Pelo atau bicara tidak jelas
Bicara pelo merupakan salah satu gejala utama stroke. Mintalah orang yang dicurigai stroke untuk melafalkan kata-kata dengan huruf r, misalnya: lari-lari di rel kereta api. Bila ada pelo mendadak harus kita curigai sebagai stroke.

A= Afasia atau sukar berkomunikasi
Kehilangan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal yang terjadi secara mendadak merupakan gejala stroke. Apabila seseorang tiba-tiba tidak bisa bicara atau tidak bisa mengerti isi pembicaraan, maka harus dicurigai sebagai gejala stroke. 

D= Disorientasi atau bingung mendadak
Pasien yang bingung mendadak bahkan sampai mengalami penurunan kesadaran harus dicurigai sebagai gejala stroke. Apabila seseorang kehilangan kemampuannya untuk mengenali orang, waktu, dan tempat secara mendadak, maka harus dicurigai sebagai gejala stroke. 

A= Apabila ada salah satu gejala diatas segera ke RS
Penanganan stroke adalah berpacu dengan waktu. Apabila ada gejala stroke segeralah minta bantuan yang tepat. Penanganan yang tepat akan memberikan hasil yang baik pula.

Diagnosis patologi (stroke sumbatan atau stroke perdarahan) ditentukan dengan pemeriksaan minimal CT Scan kepala. Penanganan yang baik di awal diharapkan akan membuahkan hasil yang baik pula. 

Tips Cegah Stroke

Hari stroke sedunia merupakan suatu hari dengan pesan setiap hari 'Stroke dapat dicegah dan stroke dapat diobati'. Salah satu upaya pencegahan stroke adalah mengendalikan faktor risiko stroke. Berikut ini adalah tips 'CEGAH STROKE'.

C = Cari dan kendalikan faktor risiko stroke
Kenali faktor risiko stroke yang ada pada diri anda. Ada faktor risiko stroke yang tidak dapat dikendalikan dan ada faktor risiko yang dapat dikendalikan. Tanyakan pada diri kita, apakah saya berisiko stroke?

Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan adalah: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga stroke dan ras. Faktor risiko yang dapat dikendalikan adalah hipertensi, diabetes, kadar kolesterol darah yang tinggi, merokok, gangguan tidur, dan kegemukan. Temukan faktor risiko yang ada pada Anda dan kendalikanlah.

E = Enyahkan rokok
Merokok terbukti meningkatkan risiko stroke dan gangguan pembuluh darah lainnya 2-3 kali lipat. Hal ini menjadi lebih nyata pada penderita hipertensi dan diabetes. Merokok menimbulkan pengerasan pembuluh darah dan memicu timbunan plak dalam pembuluh darah. Hal ini terbukti bagi perokok aktif maupun pasif.

G = Giat berolahraga
Olahraga teratur yang bersifat aerobik terbukti membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan sensitivitas insulin sehingga terhindar dari diabetes, meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).

Lakukan olahraga yang baik mengandung unsur FITT yaitu: Frekuensi 3-4 kali seminggu, Intensitasringan sampai sedang, Tipe aerobik, Time (waktu) 15-20 menit per kali olahraga. 

A= Awasi tekanan darah
Hipertensi terbukti merupakan faktor risiko stroke yang paling konsisten dan dominan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 60-80 persen penderita stroke diawali oleh hipertensi. Awasi tekanan darah anda secara teratur. 

Seseorang dinyatakan menderita tekanan darah tinggi apabila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Pengobatan tekanan darah tinggi dapat dimulai dengan perubahan pola hidup, yaitu: membatasi konsumsi garam, perbanyak konsumsi buah dan sayur, berhenti merokok dan menurunkan berat badan. Pada kasus-kasus tertentu diberikan pula obat penurun tekanan darah. 

H= Hindari stress
Stress terbukti meningkatkan tekanan darah, memperburuk sensitivitas insulin dan merangsang sistem saraf simpatis. Hal ini dapat berujung pada munculnya hipertensi dan diabetes. 

Beberapa penelitian mengkonfirmasi bahwa stress akan meningkatkan risiko stroke 2-3 kali lipat. Luangkan waktu anda untuk olahraga ringan, membaca buku, mendengarkan musik dan berkumpul bersama teman. 

Lakukanlah pencegahan stroke mulai sekarang. Stroke dapat dicegah bila kita secara dini mengenali faktor risiko stroke dan mengendalikannnya. Lebih baik mencegah daripada mengobati. 



source:detikhealth.com

November 15, 2011

Tips Mengurangi Rasa Sakit Akibat Jarum Suntik


Tak sedikit orang yang takut dengan jarum suntik karena bisa menimbulkan rasa sakit. Meski begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sakit akibat jarum suntik. Suntikan merupakan salah satu bagian dari pengobatan atau juga vaksinasi yang tidak bisa dihindari. Namun beberapa orang kadang berusaha menghindarinya karena takut dengan jarum suntik.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit akibat jarum suntik:
Mencari perhatian lain selain jarum di ruang suntik
Ketika berada di ruangan, fokuskan perhatian pada setiap simbol, tanda atau gambar dalam ruangan. Cobalah perhatikan dengan rinci apa yang ingin disampaikan oleh gambar, berapa banyak bunga yang ada atau bagaimana ekspresi wajah dalam gambar tersebut, sehingga mencegah orang memikirkan tentang jarum.
Cobalah untuk batuk
Studi yang dilakukan terhadap 68 anak di The University of Nebraska menemukan bahwa anak yang batuk saat melakukan vaksinasi lebih sedikit mengalami nyeri. Hal ini karena bantuk bisa memberikan gangguan dan merangsang sementara tekanan darah yang menghambat persepsi nyeri.
Mengalihkan pikiran untuk kegiatan lain
Seseorang biasanya merasa sangat khawatir ketika menunggu untuk disuntik. Untuk itu alihkan perhatian dengan melakukan kegiatan lainnya yang menghibur seperti membaca buku atau mendengarkan musik.
Menarik napas dalam-dalam dan melakukan latihan pernapasan
Latihan pernapasan dalam bisa membantu mengurangi stres dan membuat pikiran menjadi lebih santai. Ketika pikiran sudah teralihkan dan lebih santai, maka seseorang akan lebih tenang ketika disuntik yang membantu mengurangi rasa sakit.
Menghindari kekakuan di lengan
Daerah yang mendapatkan suntikan cenderung merasa lebih tegang sehingga menimbulkan rasa nyeri yang lebih besar. Untuk itu hindari kekakuan pada lengan untuk mengurangi rasa sakit yang muncul.

source:dokterumum.net

November 14, 2011

Tips untuk Mendapatkan Tidur yang Sehat


Tidur yang berkualitas jadi dambaan banyak orang. Tapi tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari kadang membuat orang susah mendapatkan waktu tidur yang baik. Lakukan langkah-langkah ini untuk mendapatkan tidur yang sehat. Ketika tidur tubuh memasuki tahap gerakan mata nonrapid (nonrapid eye movement/NREM) di sebagian besar malam dan siklus rapid eye movement (REM) yang berulang setiap 90 menit.
Selama tidur REM, energi disediakan untuk otak dan tubuh yang bisa mendukung tingkat kinerja saat siang hari. Tidur yang konsisten bisa meningkatkan kesehatan sistem kekebalan tubuh dan kejernihan mental, mengatur kadar hormon serta perasaan sejahtera. Agar bisa mendapatkan manfaat tersebut maka seseorang sebaiknya mendapatkan waktu tidur yang sehat.
Berikut beberapa hal-hal yang bisa dilakukan untuk mendapat tidur sehat:
Makan 2-3 jam sebelum tidur
Hindari makan berat mendekati waktu tidur karena bisa membuat tidak nyenyak. Jika Anda orang yang rentan lapar di tengah malam atau menjelang tidur, maka berikan cemilan rendah gula serta hindari makanan pedas yang bisa mengganggu pencernaan. Cemilan yang bisa dikonsumsi secangkir oatmeal tanpa tambahan gula atau yogurt rendah lemak.
Sesuaikan waktu tidur dengan pedoman yang direkomendasikan untuk kelompok usia
Umumnya orang dewasa dianjurkan tidur 7-9 jam per malam, anak usia sekolah mendapatkan 10-11 jam per malam, sedangkan perempuan hamil dan orang tua memerlukan lebih banyak waktu tidur.
Hentikan konsumsi kafein dan rokok minimal 8 jam sebelum tidur
Zat seperti kafein dan nikotin adalah stimulan yang mengganggu dan bisa membuat orang jadi gelisah. Tidur gelisah tidak akan meremajakan tubuh di esok hari tapi menyebabkan penyimpangan dalam memori dan pengambilan keputusan.
Mengatur lingkungan sekitar agar mendukung tidur yang menenangkan
Suasana adalah hal penting untuk mendorong tidur yang nyenyak. Sebaiknya menggunakan kasur, seprai dan bantal yang nyaman, ruangan yang tidak terang, tenang dan temperatur yang sedang.
Melakukan tidur siang singkat untuk meremajakan pikiran
Tidur siang membantu tubuh mengisi ulang energi dan pikiran, tapi batasi waktunya yaitu kurang dari 30 menit untuk menghindari gangguan jadwal tidur malam hari. Serta hindari tidur siang melewati jam 3 sore.

source:dokterumum.net

Artikel Menarik Lainnya...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More