Semakin bertambahnya usia, penuaan tidak dapat dihindari lagi. Memasuki usia 40 tahun, seseorang akan mengalami tahap penuaan secara nyata.?Mengapa hal itu bisa terjadi? Faktor apa saja yang mempercepat proses penuaan?
Perkembangan di dunia medis kini cukup banyak mengungkapkan tentang teori radikal bebas yang dapat menganggu kesehatan. Radikal bebas diketahui sangat berperan dalam proses terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti arteriosklerosis, gangguan jantung, kanker, dan proses penuaan.
Radikal bebas merupakan molekul yang bersifat tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbital luarnya dan bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektron. Jika terbentuk di dalam tubuh, maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya akan terus bertambah.
Oksigen yang kita hirup sebenarnya akan diubah oleh sel tubuh menjadi senyawa yang sangat reaktif, dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen atau reactive oxygen species (ROS). ROS merupakan?bentuk dari radikal bebas. Ada dua jenis ROS, yakni ROS endogen dan ROS eksogen. ROS endogen berasal dari proses fisiologis, sedangkan ROS eksogen berasal dari luar tubuh, seperti polusi lingkungan (asap kendaraan, industri, dan asap rokok). Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan karbohidrat, protein, lipid, atau DNA dalam tubuh karena memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluarnya.
Radikal bebas dalam kadar tertentu diperlukan untuk pertahanan tubuh, yaitu membantu sel darah putih untuk menghancurkan kuman. Jika radikal bebas jumlahnya berlebihan dan jumlah antioksidan seluler adalah tetap atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri.
Kondisi stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker, serta diabetes. Jadi, efek oksidatif radikal bebas lah yang menyebabkan terjadinya penuaan dini.
Perkembangan di dunia medis kini cukup banyak mengungkapkan tentang teori radikal bebas yang dapat menganggu kesehatan. Radikal bebas diketahui sangat berperan dalam proses terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti arteriosklerosis, gangguan jantung, kanker, dan proses penuaan.
Radikal bebas merupakan molekul yang bersifat tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbital luarnya dan bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektron. Jika terbentuk di dalam tubuh, maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya akan terus bertambah.
Oksigen yang kita hirup sebenarnya akan diubah oleh sel tubuh menjadi senyawa yang sangat reaktif, dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen atau reactive oxygen species (ROS). ROS merupakan?bentuk dari radikal bebas. Ada dua jenis ROS, yakni ROS endogen dan ROS eksogen. ROS endogen berasal dari proses fisiologis, sedangkan ROS eksogen berasal dari luar tubuh, seperti polusi lingkungan (asap kendaraan, industri, dan asap rokok). Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan karbohidrat, protein, lipid, atau DNA dalam tubuh karena memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluarnya.
Radikal bebas dalam kadar tertentu diperlukan untuk pertahanan tubuh, yaitu membantu sel darah putih untuk menghancurkan kuman. Jika radikal bebas jumlahnya berlebihan dan jumlah antioksidan seluler adalah tetap atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri.
Kondisi stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker, serta diabetes. Jadi, efek oksidatif radikal bebas lah yang menyebabkan terjadinya penuaan dini.