Download

January 10, 2009

Sering Makan Bikin Gendut?

Sejak lama sudah dikenal sebuah pola makan sehari 3 kali, yaitu makan saat pagi, siang, dan malam. Namun, akhir-akhir ini sudah terjadi pergeseran penilaian di masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kesibukkan yang dilakukan. Banyak orang yang melompati waktu makan. Bahkan sekarang timbul pernyataan bahwa sering makan akan membuat gemuk. Benarkah mitos itu? Sekarang kami akan mencoba membahasnya.

Dibandingkan dengan memakan sejumlah besar makanan dalam satu kali kesempatan makan, lebih baik makanan dicicil dengan makan sedikit-sedikit dengan frekuensi lebih sering. Memakan sejumlah besar makanan dalam satu kali kesempatan makan justru dapat merugikan tubuh. Saat sejumlah besar makanan masuk ke dalam saluran pencernaan, tubuh kita akan cenderung untuk:
• memperlambat laju pencernaan untuk menyesuaikan dengan kemampuan usus dan lambung untuk mencerna makanan. Hal ini memungkinkan semakin banyak jumlah makanan yang akan diserap oleh tubuh.
• terjadi peningkatan tajam kadar gula darah. Beberapa jam setelah makan, saat kadar gula dalam darah sudah berkurang karena telah digunakan tubuh, tubuh akan cenderung meminta peningkatan kadar gula darah yang sama besarnya. Akibatnya, kita akan memiliki keinginan untuk makan banyak di kesempatan makan berikutnya
• terjadi perpindahan fokus aktivitas tubuh. Setelah makan banyak tubuh akan memusatkan aliran darah pada saluran pencernaan sehingga aliran ke bagian tubuh lain seperti otakdan otot akan berkurang. Bahkan terdapat banyak laporan mengenai penurunan tingkat konsentrasi pada sejumlah orang, mempermudah terjadinya lemah otot bila setelah makan berat dilanjutkan kegiatan olahraga.

Mencicil makanan sedikit-sedikit dengan frekuensi sering lebih baik karena laju pencernaan akan lebih cepat, kadar gula darah lebih stabil, dan tidak terjadi perpindahan fokus aktivitas tubuh yang merugikan setelah makan juga dapat lebih menjaga kesehatan lambung dan usus. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Jenis makanan
Makanan yang mengandung lemak akan diserap lebih lambat di dalam tubuh dibandingkan dengan makanan yang mengandung protein dan karbohidrat. Hal ini karena lemak hanya dicerna di dalam usus halus dan akan memperlambat kerja lambung sehingga lemak lebih lambat memberikan rasa kenyang. Orang yang memakan karbohidrat akan lebih cepat merasa kenyang karbohidrat lebih cepat dicerna dalam tubuh namun lebih cepat merasa lapar.

Normalnya, penyerapan makanan di usus halus juga membutuhkan energi dalam jumlah tertentu. Penyerapan karbohidrat membutuhkan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan penyerapan lemak sehingga memakan banyak produk yang mengandung lemak lebih mudah menimbulkan penumpukan energi yang tidak terpakai.

2. Jumlah makanan yang dimakan
Tentu saja harus diingat bahwa protein, lemak, dan karbohidrat dalam jumlah sama dapat menghasilkan jumlah energi yang berbeda. Lemak menghasilkan energi yang paling besar.

3. Cara pengolahan makanan
Makanan yang diolah dengan cara digoreng akan mempermudah penimbunan kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL). LDL dapat dengan mudah menumpuk dalam pembuluh darah, lalu mengakibatkan penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Hal ini akan menimbulkan peningkatan kerja jantung dan berbagai penyakit lainnya. Makanan yang dioleh dengan cara direbus atau dikukus lebih sehat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauralee. Human Physiology, From Cell to System.
2. Guyton and Hall. Textbook of medical physiology.
3. Krausse. Modern Nutrition Health and Disease.
4. www.emedicine.com
5. www.tanyadokteranda.com

0 comments:

Post a Comment

Artikel Menarik Lainnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More