Ahli terapi psikoseksual di Amerik Serikat, Paula Hall, menjelaskan penyebab vaginismus. Secara psikologis dapat dibagi dalam 3 kategori:
1. Pesan yang salah tentang seks
Saat kecil, kita mungkin sering mendengar larangan tentang seks. Penyampaian yang salah akan memunculkan anggapan bahwa seks adalah sesuatu yang buruk dan berbahaya. Ditambah lagi mitos bahwa seks itu menyakitkan. Jika tidak ada pendidikan seks yang cukup, perempuan akan menjadi dewasa dengan pikiran negatif tentang seks.
Saat kecil, kita mungkin sering mendengar larangan tentang seks. Penyampaian yang salah akan memunculkan anggapan bahwa seks adalah sesuatu yang buruk dan berbahaya. Ditambah lagi mitos bahwa seks itu menyakitkan. Jika tidak ada pendidikan seks yang cukup, perempuan akan menjadi dewasa dengan pikiran negatif tentang seks.
2. Pengalaman traumatis
Akan memunculkan vaginismus sebagai respon perlindungan terhadap rasa sakit lebih lanjut. Pengalaman ini mungkin berupa hubungan yang menyakitkan dengan pasangan sebelumnya, mungkin juga kejadian menyakitkan dengan dokter atau perawat yang melakukan pemeriksaan internal rutin. Pada yang lain, vaginismus timbul akibat pemerkosaan atau pelecehan seksual.
Akan memunculkan vaginismus sebagai respon perlindungan terhadap rasa sakit lebih lanjut. Pengalaman ini mungkin berupa hubungan yang menyakitkan dengan pasangan sebelumnya, mungkin juga kejadian menyakitkan dengan dokter atau perawat yang melakukan pemeriksaan internal rutin. Pada yang lain, vaginismus timbul akibat pemerkosaan atau pelecehan seksual.
3. Masalah pada hubungan
Kekhawatiran yang belum terselesaikan antara Anda dengan pasangan juga bisa menyebabkan vaginismus. Jadi, jika tidak puas terhadap sesuatu hal dalam hubungan Anda, bicarakanlah dan coba cari solusinya.
Kekhawatiran yang belum terselesaikan antara Anda dengan pasangan juga bisa menyebabkan vaginismus. Jadi, jika tidak puas terhadap sesuatu hal dalam hubungan Anda, bicarakanlah dan coba cari solusinya.
source:ilmukesehatan.com
0 comments:
Post a Comment