Alergi makanan adalah reaksi hipersensitivitas sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. Makanan yang sering menyebabkan alergi adalah susu sapi, sereal, kacang-kacangan, putih telur, udang dan ikan. Alergi juga dapat disebabkan oleh sulfida atau salisilat dalam makanan dan obat, penyedap masakan, zat pengawet dan pewarna sintetis.
Alergi makanan memengaruhi sekitar 3-10% anak-anak. Pada beberapa bayi, protein tidak dapat dicerna secara optimal karena aktivitas enzim pencernaan belum sepenuhnya berkembang. Selain itu, mereka memiliki permeabilitas mukosa ususuntuk makromolekul lebih besar daripada orang dewasa. Akibatnya, protein yang belum dipecah lebih banyak terserap di usus kecil sehingga menimbulkan reaksi alergi.
Pada 80% kasus, alergi makanan menghilang di tahun-tahun awal kehidupan. Hanya 1-2 % orang dewasa yang memiliki alergi (perempuan dua kali lebih banyak dari laki-laki). Alergi terhadap makanan tertentu seperti susu sapi dan putih telurcenderung menghilang ketika anak tumbuh dewasa. Alergi udang, ikan, kerang dan kacang-kacangan cenderung terus berlanjut seumur hidup.
Penyebab
Tubuh kita dilindungi dari infeksi oleh sistem kekebalan tubuh. Kita memproduksi sejenis protein yang disebut antibodi untuk menandai kuman yang menyebabkan infeksi. Ada berbagai jenis antibodi, dan yang menyebabkan reaksi alergi disebut imunoglobulin E (IgE). Antibodi IgE biasanya dihasilkan sebagai respon terhadap infeksi parasit, seperti pada malaria. Namun, beberapa orang memproduksi IgE sebagai respon terhadap makanan tertentu.
Saat pertama kali Anda memakan makanan penyebab alergi, sistem kekebalan tubuh Anda merespon dengan membuat IgE. IgE dalam hal ini bertindak seperti penanda molekul makanan penyebab alergi (alergen). Ketika Anda memakan makanan itu lagi, tubuh akan mengeluarkan antibodi IgE dan bahan kimia lainnya, termasuk histamin, untuk mengusir “protein musuh” dari tubuh Anda. Histamin adalah bahan kimia kuat yang dapat memengaruhi sistem pernafasan, saluran pencernaan, kulit, atau sistem kardiovaskular. Sebagai akibat respon ini, gejala alergi makanan terjadi. Gejala yang Anda rasakan tergantung pada bagian tubuh mana histamin dilepaskan. Jika dilepaskan di telinga, hidung, dan tenggorokan, Anda mungkin merasakan hidung dan mulut gatal, atau kesulitan bernapas atau menelan. Jika histamin dilepaskan di kulit, Anda dapat mengembangkan gatal-gatal atau ruam. Jika histamin dilepaskan dalam saluran pencernaan, Anda mungkin akan mengembangkan sakit perut, kram, atau diare. Banyak orang mengalami kombinasi gejala-gejala tersebut.
Kita tidak tahu mengapa beberapa makanan dapat menyebabkan alergi dan yang lainnya tidak, tapi kemungkinannya adalah karena beberapa protein dalam makanan sangat mirip dengan protein yang terdapat dalam virus dan bakteri. Oleh karena itu, alergi biasanya adalah kecenderungan genetik di mana sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu membedakan protein makanan dengan virus atau bakteri.
Tentang Syok Anafilaksis |
---|
Syok Anafilaksis (anaphylactic shock) adalah reaksi alergi fatal terhadap makanan, obat-obatan (penisilin), lateks alam, atau sengatan serangga. Pada anak-anak, alergen yang paling umum menyebabkan reaksi alergi parah adalah telur, susu dan kacang-kacangan, sedangkan pada orang dewasa, makanan laut seperti kerang dan udang dapat ikut berperan. Selain penurunan drastis tekanan darah, individu yang terkena juga mungkin mengalami gatal-gatal dan mengi akibat penyempitan saluran udara, dan tenggorokan bengkak yang menyebabkan kesulitan bernafas.
Syok ini disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam aliran darah dan sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dengan melepaskan histamin dalam jumlah besar dan bahan kimia lainnya, yang kemudian memicu gejala alergi intens. Syok terjadi dengan cepat, biasanya hanya dalam beberapa menit atau jam setelah kontak dengan alergen. Seluruh bagian tubuh terpengaruh. Gejala ini adalah kedaruratan medis. Bila Anda menemukan kerabat yang terkena syok anafilaksis, segera bawa ke rumah sakit atau klinik untuk mendapatkan penanganan.
|
Gejala
Gejala alergi dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap orang. Makanan berbeda dapat memicu gejala yang berbeda pula. Reaksi terhadap makanan biasanya muncul dalam waktu satu jam setelah makan atau kurang. Berikut adalah beberapa gejala alergi yang mungkin timbul:
- Kulit: ruam kulit kemerahan (biduran/urtikaria) yang gatal dan menghilang dalam beberapa hari.
- Mata: edema, konjungtivitis alergi
- Hidung: hidung meler (rhinitis), bersin
- Tubuh: pembengkakan tubuh (angioneurotik edema)
- Mulut: radang di mulut, lidah dan langit-langit
- Saluran pernapasan: batuk, asma, sesak napas
- Saluran pencernaan: diare, muntah, perut kram, keras dan kembung
- Sistem: syok anafilaksis (jarang), tekanan darah, gangguan irama jantung, jantung berdebar, sakit kepala, kelelahan
Alergi atau intoleransi makanan?
Perut kembung, otot atau sendi nyeri dan kelelahan juga dapat terjadi setelah seseorang memakan makanan tertentu, tetapi penyebabnya bukan alergi melainkan intoleransi makanan. Intoleransi makanan adalah respon sistem pencernaan– bukan respon sistem kekebalan tubuh– yang terjadi ketika zat makanan mengganggu sistem pencernaan Anda atau tidak dapat Anda cerna atau urai dengan sempurna. Intoleransi laktosa, yang ditemukan dalam susu dan produk susu, adalah intoleransi makanan yang paling umum.
Diagnosis
Diagnosis alergi biasanya dilakukan dengan kombinasi penelaahan riwayat medis pasien,pemeriksaan klinis dan tes untuk mendeteksi antibodi IgE. Cara yang lebih sederhana untuk mengidentifikasi reaksi makanan adalah rotasi diet, yang terdiri dari hanya mengkonsumsi makanan tertentu yang diganti setiap 3-4 hari sekali dalam dua atau tiga siklus. Cara ini dapat mengidentifikasi makanan penyebab alergi.
Penanganan
Setelah mengetahui makanan yang menyebabkan alergi, Anda harus menghindarinya. Namun, terkadang hal ini bisa sulit karena ada bahan tersembunyi seperti zat aditif, kacang, kedelai, protein susu, dll yang mungkin tidak disebutkan dalam kemasan produk. Dalam hal ini, Anda sebaiknya selalu membeli produk dari merek yang sama, yang Anda ketahui tidak menimbulkan alergi. Pada kebanyakan kasus, penggunaan obat antihistamin dapat mengurangi pembengkakan dan gatal-gatal alergi.
source:http://majalahkesehatan.com
0 comments:
Post a Comment