Download

November 23, 2011

Hubungan Merokok dan Stroke


Merokok secara konsisten terbukti meningkatkan risiko stroke. Penghentian rokok merupakan bagian dari pencegahan stroke primer dan sekunder. Masalah yang muncul adalah menghentikan kebiasaan merokok bukanlah hal yang mudah. Simak kasus berikut: Bapak S (38 tahun) berusaha berhenti merokok sejak 2 minggu terakhir ini. Keinginan untuk berhenti merokok didasarkan pada harapan untuk tetap hidup sehat. Bapak S trauma setelah melihat seorang koleganya yang perokok berat meninggal akibat kanker paru-paru. Pada 2 hari pertama berhenti merokok, bapak S sanggup menjalaninya dengan baik. Masalah muncul pada hari ketiga, bapak S mulai mengeluh pusing, susah konsentrasi, merasa tidak enak badan, dan memiliki keinginan merokok yang sangat kuat.

Keluhan bapak S diceritakan kepada dokter yang merawatnya. Gejala yang diceritakan oleh bapak S merupakan keluhan yang umum pada orang yang mulai berhenti merokok. Gejala ini disebut dengan gejala putus nikotin. Nikotin yang terkandung dalam rokok akan menimbulkan rasa nyaman bagi perokok. Bila asupan nikotin dihentikan, maka akan muncul rasa tidak nyaman. Hal inilah yang mendasari munculnya ketagihan merokok.

Bahaya merokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 zat, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya. Racun utama yang terkandung di dalam rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar adalah substansia hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin merupakan zat adiktif yang mempengaruhi saraf dan peredaran darah. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Berbagai penelitian di bidang kesehatan telah membuktikan bahaya rokok bagi kesehatan. Rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru dan mulut sebnayak 14 kali lipat. Rokok meningkatkan pula risiko terkena penyakit jantung dan stroke sebesar 2 kali lipat. Risiko ini dialami secara hampir sama antara perokok aktif dan perokok pasif. Tidak ada batas yang aman bagi oang yang merokok, dan terpapar oleh asap rokok. Pertanyaan kritis yang muncul adalah “mengapa orang masih tetap merokok?”, “mengapa peringatan pemerintah di bungkus rokok tidak efektif untuk menurunkan jumlah perokok?”

Ketagihan rokok
Penulis yakin bahwa lebih dari 95% perokok tahu bahaya merokok. Bahaya merokok telah secara masif dikampanyekan di berbagai media. Pertanyaan yang muncul adalah “mengapa orang masih tetap merokok?”. Beberapa penelitian terakhir mengkonfirmasi bahwa nikotin bertanggung jawab pada efek ketagihan akibat rokok.

Nikotin sebagai suatu zat yang ada di dalam rokok memiliki efek untuk membuat ketagihan bagi sang perokok. Efek ketagihan diperantarai oleh dopamin dalam otak. Dopamin merupakan zat di dalam otak yang terpacu keluar akibat paparan nikotin. Pada keadaan normal dopamin berfungsi untuk gerakan otot, proses memori, dan emosi. Nikotin yang terhisap akan diteruskan kedalam otak, dan berikatan denga reseptor 42. Ikatan ini akan memacu pengeluaran dopamin di otak. Dopamin akan memberikan rasa nyaman, tenang bagi orang yang menghisap rokok. Bila ikatan nikotin dan reseptor telah menurun, maka kadar dopamin akan menurun pula. Hal tersebut akan menyebabkan orang tergerak kembali untuk merokok.

Dermikianlah orang menjadi ketagihan untuk terus merokok. Bila kadar nikotin menurun, maka pacuan dopamin akan menurun pula. Hal tersebut menyebabkan seseorang mengalami craving (suatu kondisi pusing, gangguan konsentrasi, dan mood yang buruk). Penurunan kadar dopamin menyebabkan pula berkurangnya reward (suatu kondisi rasa nyaman akibat merokok). Kedua hal tersebut diatas menyebabkan seseoarang menjadi sangat sukar untuk berhenti merokok. Seoarng perokok akan mudah terjebak untuk merokok kembali.


Tips berhenti merokok

Langkah pertama untuk berhenti merokok adalah dengan membangun komitmen. Bila perlu carilah motivasi atau inspirasi yang tepat untuk berhenti merokok. Seorang calon ayah dapat berhenti merokok karena termotivasi untuk memberikan lingkungan yang sehat bagi istri dan calon bayinya. Motivasi dan inspirasi yang tepat akan selalu menjadi pengingat bila si perokok hampir terjerumus untuk merokok kembali.
Langkah berikutnya adalah dengan meminta dukungan pada lingkungan sekitar untuk program berhenti merokok. Seseorang akan sulit untuk berhenti mrokok bila lingkungan sekitarnya tetap penuh dengan rokok. Setelah yakin dengan program berhenti merokok, maka si perokok harus menetapkan tanggal kapan ia akan mulai berhenti merokok. Langkah tersebut harus diikuti dengan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung (misalnya: berolahraga), dan menyingkirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan rokok (misalnya: asbak).

Diantara berbagai langkah tersebut, komitmen dan motivasi merupakan hal yang sangat penting. Banyak cerita sukses berhenti merokok yang dilandasi oleh komitmen dan motivasi yang kuat. Pada beberapa kasus, efek craving (perasaan tidak enak, mood yang buruk, dan konsentrasi yang buruk) sedemikian kuatnya bagi sang perokok. Penelitian terbaru menemukan sebuah obat yang dapat membantu mengurangi efek craving ini.
 

Harapan baru bagi perokok

Efek yang tidak menyenangkan diawal berhenti merokok dapat dikurangi dengan suatu obat baru yang disebut Varenicline Tartrate . Obat ini akan membantu mengurangi efek craving. Obat yang dipasarkan dengan merk dagang Champix ini telah tersedia di Indonesia. Varenicline akan berikatan pada reseptor dopamin untuk mengurangi efek penurunan dopamin di otak yang bersifat mendadak.

Rokok adalah hal yang berbahaya. Bahaya rokok tidak saja mengenai orang yang merokok, namun orang lain disekitar perokok (sebagai perokok pasif). Banyak penelitian secara konsisten menghubungkan rokok dengan berbagai penyaki. “Stop Rokok” merupakan semboyan yang harus selalu diingat, “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

source:strokebethesda.com

0 comments:

Post a Comment

Artikel Menarik Lainnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More