11/26/2011
  Admin
  
 
| 
 
Selama menjalani perawatan di RS, pasien stroke dapat mengalami komplikasi 
akibat penyakitnya. Komplikasi yang umum terjadi adalah bengkak otak (edema) 
yang terjadi pada 24 jam sampai 48 jam pertama setelah stroke. Berbagai 
komplikasi lain yang dapat terjadi adalah sebagai berikut: 
- Kejang. Kejang pada fase awal lebih sering terjadi pada stroke perdarahan. 
Kejadian kejang umumnya memperberat defisit neurologik
 
- Nyeri kepala: walaupun hebat, umumnya tidak menetap. Penatalaksanaan 
membutuhkan analgetik dan kadang antiemetik
 
- Hiccup: penyebabnya adalah kontraksi otot-otot diafragma. Sering terjadi 
pada stroke batang otak, bila menetap cari penyebab lain seperti uremia dan 
iritasi diafragma.
 
- Selain itu harus diwaspadai adanya: 
- Transformasi hemoragik dari infark
 
- Hidrosefalus obstruktif
 
 
 
- Peninggian tekanan darah. Sering terjadi pada awal kejadian dan turun 
beberapa hari kemudian.
 
- Demam dan infeksi. Demam berhubungan dengan prognosa yang tidak baik. Bila 
ada infeksi umumnya adalah infeksi paru dan traktus urinarius.
 
- Emboli pulmonal. Sering bersifat letal namun dapat tanpa gejala. Selain itu, 
pasien menderita juga trombosis vena dalam (DVT).
 
- Abnormalitas jantung. Disfungsi jantung dapat menjadi penyebab, timbul 
bersama atau akibat stroke. Sepertiga sampai setengah penderita stroke menderita 
komplikasi gangguan ritme jantung.
 
- Gangguan fungsi menelan, aspirasi dan pneumonia. Dengan fluoroskopi 
ditemukan 64% penderita stroke menderita gangguan fungsi menelan. Penyebab 
terjadi pneumonia kemungkinan tumpang tindih dengan keadaan lain seperti 
imobilitas, hipersekresi dll.
 
- Kelainan metabolik dan nutrisi. Keadaan undernutrisi yang berlarut-larut 
terutama terjadi pada pasien umur lanjut. Keadaan malnutrisi dapat menjadi 
penyebab menurunnya fungsi neurologis, disfungsi kardiak dan gastrointestinal 
dan abnormalitas metabolisme tulang.
 
- Infeksi traktus urinarius dan inkontinensia. Akibat pemasangan kateter 
dauer, atau gangguan fungsi kandung kencing atau sfingter uretra eksternum 
akibat stroke.
 
- Perdarahan gastrointestinal. Umumnya terjadi pada 3% kasus stroke. Dapat 
merupakan komplikasi pemberian kortikosteroid pada pasien stroke. Dianjurkan 
untuk memberikan antagonis H2 pada pasien stroke ini.
 
- Dehidrasi. Penyebabnya dapat gangguan menelan, imobilitas, gangguan 
komunikasi dll.
 
- Hiponatremi. Mungkin karena kehilangan garam yang berlebihan.
 
- Hiperglikemia. Pada 50% penderita tidak berhubungan dengan adanya diabetes 
melitus sebelumnya. Umumnya berhubungan dengan prognosa yang tidak baik.
 
- Hipoglikemia. Dapat karena kurangnya intake makanan dan 
obat-obatan.
 
 
  
source:strokebethesda.com 
 
 | 
 
 
 
 
  
0 comments:
Post a Comment