Blackcurrant (Ribes nigrum) adalah tanaman semak yang berasal dari kawasan Eropa bagian tengah dan utara, serta dapat dijumpai pula di Asia bagian utara. Namun blackcurrant yang berasal dari Asia seringkali dibedakan sebagai varietas tanaman tersendiri, yakni Ribes nigrum var. sibiricum,atau malah dikategorikan sebagai spesies yang berbeda, yakni Ribes cyathiforme.
Buahnya memiliki kadar vitamin C yang luar biasa tinggi (302% nilai asupan harian per 100 gram). Selain itu, blackcurrant juga banyak mengandung vitamin lain, seperti vitamin B1, B2, B3, B5, dan vitamin B6, serta mineral kalsium, besi, magnesium, fosfor, dan seng.
Terdapat pula senyawa fitokimia (polifenol/antosianin) yang berpotensi menghambat mekanisme inflamasi yang diduga berasal dari tahap awal penyakit jantung, kanker, infeksi mikroba, atau kelainan neurologis seperti penyakit Alzheimer's (1,2).
Senyawa antosianin utama pada blackcurrant adalah delfinidin-3-O-glukosida, sianidin-3-O-glukosida, dan sianidin-3-O-rutinosida (3). Minyak biji blackcurrant juga mengandung senyawa penting lainnya, yakni asam gama linolenat dan asam lemak esensial.
Referensi:
1. Heinonen M. Antioxidant activity and antimicrobial effect of berry phenolics--a Finnish perspective. Mol Nutr Food Res. 2007 Jun;51(6):684-91.
2. Seeram NP. Berry fruits: compositional elements, biochemical activities, and the impact of their intake on human health, performance, and disease. J Agric Food Chem. 2008 Feb 13;56(3):627-9.
3. Kapasakalidis PG, Rastall RA, Gordon MH. Extraction of polyphenols from processed black currant (Ribes nigrum L.) residues. J Agric Food Chem. 2006 May 31;54(11):4016-2
Source:www.spesialis.info
0 comments:
Post a Comment