Makanan dengan kadar lemak tinggi, garam dan gula tinggi, serta aneka makanan jenis fast food merupakan kebiasaan yang banyak dilakukan oleh warga kota besar. Kesibukan membuat kita lupa pada pentingnya kombinasi gizi yang tepat dan seimbang. Karena itu perlu konsumsi vitamin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Misalnya anak yang sedang tumbuh, wanita hamil, dan orang tua, kebutuhan mereka pada vitamin adalah relatif tinggi. Tapi, mereka yang berusia muda tidak terlalu perlu.
Saat ini beberapa pabrik obat terkemuka meluncurkan berbagai jenis suplemen berupa probiotik, yang berisi mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai akan memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Sebenarnya setiap makanan yang dikonsumsi manusia akan dicerna mulai dari lambung dengan bantuan asam lambung lalu diserap ke usus halus dan usus besar. Di usus besar makanan akan diserap dan sisa ampas akan dibuang sebagai tinja. Dalam usus besar bakteri 'baik' seperti Bifidobacteria dan Lactobacillius akan menghambat perkembangan bakteri 'jahat' seperti Staphylococcus, Enterococcus, Clostoridium, dan beberapa bakteri coli.
Agar tubuh tetap sehat, maka bakteri 'baik' tersebut diupayakan agar jumlahnya lebih banyak dibandingkan bakteri 'jahat’, sehingga populasi bakteri yang menguntungkan lebih dominan dibandingkan bakteri yang merugikan. Perubahan keseimbangan antara bakteri 'baik' dan 'jahat' dalam tubuh akan menimbulkan gangguan kesehatan, seperti kembung, sariawan, sembelit, jamur, diare, dan lainnya.
Agar sistem kekebalan tubuh meningkat, intoleransi laktosa berkurang, prevalensi alergi menurun, dan risiko kanker berkurang, seseorang perlu mengonsumsi probiotik sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Probiotik juga mampu menurunkan kolesterol darah sehingga menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Sumber probiotik bisa diperoleh dari susu fermentasi (yogurt), keju, susu sapi, jus, dan susu bayi. Probiotik umumnya dijumpai dalam kemasan tablet, kapsul, maupun granul atau serbuk. Berdasarkan berbagai penelitian menyatakan bahwa konsumsi probiotik yang terlalu berlebihan adalah tidak berbahaya. Jika konsumsinya berlebihan, maka probiotik itu akan dikeluarkan melalui kotoran tinja.
0 comments:
Post a Comment