Para peneliti melakukan tes untuk melihat pengaruh gula atau pemanis dalam minuman terhadap hati dari hewan tikus. Kemudian dibandingkan dengan beberapa hewan lainnya yang dibebaskan dari minuman manis, dimana hewan-hewan tersebut diberikan pemanis artifisial.
Hewan yang diberikan minuman manis diketahui hanya sedikit mengonsumsi makanan, namun mereka memiliki asupan kalori dan pertambahan berat yang lebih tinggi. Hasil penelitian uji coba terhadap hewan tikus tersebut menunjukkan bahwa penyakit perlemakkan hati lebih sering terjadi pada kelompok hewan yang diberi cairan gula, khususnya ketika mereka diberikan tipe gula fruktosa.
Data-data tersebut mendukung hipotesis bahwa tingginya konsumsi fruktosa yang berlebihan kemungkinan tidak hanya dapat merusak hati, tetapi dapat juga langsung besifat toksik.
Perlu diketahui, epidemi dari obesitas akan menyebabkan meningkatnya penyakit liver di US. Menurut para peneliti, konsumsi minuman atau sirup dengan kandungan fruktosa yang tinggi, soft drink atau sejenisnya akan membahayakan kesehatan hati dalam beberapa tahun ke depan. Dari hasil penelitian itu, disebutkan bahwa penyakit liver tidak hanya akibat dari obesitas atau konsumsi lemak yang tinggi, namun juga pengaruh konsumsi gula yang tinggi.
0 comments:
Post a Comment